Rabu, 05 April 2017

BNP2TKI Siapkan Program Upskilling TKI Keperawatan

Kudus - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus melakukan upaya untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia (TKI) sektor keperawatan. Ralam rangka itu, BNP2TKI akan menggencarkan penyelenggaraan program upskilling untuk meningkatkan kecakapan bagi para calon TKI khusus perawat,
Hal itu disampaikan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid saat melakukan sosialisasi bekerja ke luar negeri untuk sektor perawat di Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (24/3). Acara dihadiri sekitar 700 peserta dari sekolah perawat dari kabupaten Kudus, Pati, Rembang, Jepara, Demak, Grobogan, dan Blora. Turut hadir Bupati Kudus H Mustofa, Ketua DPD PPNI Jawa Tengah Edi Wuryanto, serta jajaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Kudus.
"Menurut data BNP2TKI, setiap tahun ada permintaan 16.000 perawat, namun Indonesia pada 2016 hanya mampu mengirim 200 orang di sektor keperawatan," kata Nusron. Hambatan dalam memenuhi permintaan itu, ujarnya, adalah kelemahan dalam bahasa Inggris khusus istilah medis, kompetensi, merk/lisensi, serta sertifikat di Indonesia yang tidak diakui di luar negeri.
Padahal, kata dia, lembaga-lembaga pendidikan keperawatan di Indonesia saat ini ada 863 sekolah. Per tahun, jumlah kelulusannya sebanyak 43.150 orang. Tetapi, dari jumlah tersebut hanya terserap antara 14.000 hingga 15.000 orang "Sedangkan, sisanya sekitar 27.000 hingga 28.000 orang kemungkinan bekerja pada sektor lain," ujarnya.
Mencermati perkembangan itu, lanjut Nusron, BNP2TKI akan memfasilitasi kursus kepada perawat yang ingin meningkatkan kemampuan dan mengubah masa depan. "Sektor kesehatan dan hospitality menjadi prioritas dalam penempatan TKI formal di luar negeri," ungkapnya.
Bupati Kudis H Mustofa langsung menyambut positif apa yang diusulkan BNP2TKI. Dalam sambutannya, Mustofa dengan sigap menyatakan kesiapannya menyediakan tempat untuk kursus peningkatan kecakapan calon TKI sektor perawat.
Sementara, terkait dengan sosialisasi kerja luar negeri untuk perawat yang baru pertama kali diselenggarakan di Kudus, Mustofa juga menyambutnya dengan baik dengan harapan ke depan memberikan manfaat kepada perawat di tujuh kabupaten di Jawa Tengah, sehingga memberikan opsi bekerja di luar negeri.
"Perawat ke luar negeri bukan TKW, tetapi TKI profesional yang dihargai dengan mahal. Kudus siap menjadi kabupaten tempat diselenggarakannya pelatihan itu," ujarnya. Dengan kursus kursus upskilling, maka ke depan memungkinkan perawat Indonesia memiliki daya saing terhadap perawat dari Vietnam, Filipina, dan negara lain, sehingga dapat diterima bekerja di Jepang.

Tidak ada komentar: