Apalagi,Tarjono muncul sendiri ke permukaan air sungai dalam kondisi masih bernapas.
Kepala Desa (Kades) Karangbale Rifa’i tak menampik kemunculan tubuh korban yang sudah hilang tenggelam antara 18-19 jam itu sangat mengagetkan warga.
Tarjono,papar Kades,seperti biasanya selalu berangkat ke sawah untuk menyirami tanaman bawang merahnya pukul 02.00 dini hari WIB.
Hal yang sama dilakukan korban pada Kamis (11/6) lalu. Tarjono pergi ke sawah, tanpa memberitahu istri seperti biasanya.
Istri Tarjono pun kaget saat sekitar pukul 06.00 WIB, dilapori anaknya, Farel (15) bahwa bapaknya tidak ada di sawah dan hanya ditemukan pakaian serta peralatan pertanian miliknya di jembatan irigasi.
Saat itu, salah seorang warga, Rohani (45) mengaku menemukan pakaian dan alat pertanian milik Tarjono di irigasi sekitar pukul 06.00 WIB.
“Biasanya yang mandi di lokasi ya Pak Tarjono, tapi kok orangnya tidak ada,” kata dia.
Peristiwa hilangnya Tarjono itupun dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut. Sebagian warga bahkan pesimis korban akan ditemukan dengan selamat.
Hilangnya Tarjono yang diduga tenggelam di Saluran Irigasi kali Jubang itu kemudian dilaporkan ke aparat kepolisian.
Selanjutnya, Tim SAR Gabungan, personel TNI-Polri, dibantu warga masyarakat sekitar langsung melakukan pencarian.
“Pencarian dimulai pukul 06.00 WIB oleh warga, kemudian dilanjutkan Tim SAR Gabungan dari BPBD Brebes dan Banyumas. Tapi sampai proses dihentikan pukul 18.00 WIB petang hari, korban tak juga ditemukan,” ungkap Rifa’i.
Selanjutnya sesuai rencana, proses pencarian akan dilanjutkan, Jumat (12/6) keesokan harinya. Namun, tanpa diduga, sekitar pukul 19.00 WIB, secara mengejutkan tiba-tiba korban muncul ke permukaan air sungai, dan langsung meminta pertolongan kepada warga sekitar.
Mendengar teriakan minta tolong, warga yang masih beraktivitas di sekitar lokasi pun bergegas menemui asal suara. Mereka kaget ketika melihat korban, dan langsung mengevakuasinya ke Puskesmas Larangan.
Rifa’i mengatakan, Tarjono menceritakan sudah tiga hari diajak jalan-jalan oleh wanita cantik beserta pengawal-pengawalnya.
Usai jalan-jalan, cerita Rifa’i, korban akan dimasukkan ke dalam penjara, tapi menolak.
“Secara bersamaan saat menolak itulah, tubuh Bapak Tarjono kemudian muncul ke permukaan air. Kemunculan yang tiba-tiba ini membuat geger warga Desa Karangbale,” tambah Kades.
Apalagi, beber Kades, lokasi kemunculan tubuh korban tidak begitu jauh dari lokasi awal ditemukannya pakaian dan peralatan pertanian.
“Diduga lokasi awal Bapak Tarjono hilang di sebelah barat jembatan. Tiba-tiba Bapak tarjono muncul di sebelah timur jembatan,” ucapnya.
Kades berpesan, peristiwa hilangnya korban harus dijadikan pelajaran bagi warganya agar tidak bermain-main atau mandi di aliran Sungai Kali Jabung yang berarus deras. Apalagi sebelumya sudah ada dua warga yang tenggelam dan semuanya meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar