Rabu, 24 Januari 2018

Terapi Putihkan Alat Kelamin Pria Lagi Tren di Thailand,Tarifnya Rp 9 Juta


Jasa terapi memutihkan alat kelamin pria yang dipopulerkan oleh sebuah klinik kecantikan di Bangkok, Thailand, Lelux Hospital. 
Jasa terapi memutihkan alat kelamin pria sedang menjadi tren besar di Thailand.
Terapi tersebut dipopulerkan oleh sebuah klinik kecantikan di Bangkok, Lelux Hospital, yang dalam sebulan sudah melayani seratus pria.
Lelux Hospital telah menawarkan jasa terapi memutihkan alat kelamin pria sejak enam bulan lalu. Klinik tersebut memang terkenal akan keahliannya di bidang jasa pemutih badan.
Ide terapi memutihkan alat kelamin sebenarnya tercetus setelah seorang pelanggan pria mengeluhkan warna kulit tak merata pada alat kelaminnya.

"Sekarang, banyak sekali permintaan akan jasa terapi tersebut dari pelanggan kami," ungkap Bunthita Wattanasiri, Manajer Departemen Kulit dan Laser Lelux Hospital.

"Dalam sebulan kami biasanya dapat 100 pelanggan untuk itu, sekitar tiga sampai empat pelanggan tiap hari," jelasnya.
Menurut Wattanasiri, prosedur terapi dilakukan menggunakan alat laser pemutih yang berukuran sangat kecil.

Karena melibatkan bagian tubuh yang sensitif, butuh tingkat ketelitian yang tinggi dalam menjalankan prosedur terapi memutihkan alat kelamin."Harus sangat hati-hati, sebab itu daerah sensitif," ujar Wattanasiri.
Jasa terapi tersebut sangat digilai banyak pelanggan dari kalangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), yang kebanyakan berusia antara 22-55 tahun.
Lelux Hospital menetapkan harga sekitar 650 dolar AS (Rp 9 juta) untuk jasa terapi memutihkan alat kelamin, yang terdiri dari lima tahap prosedur.
Meski terbukti menarik banyak pelanggan, jasa terapi itu ternyata menuai kritik, terutama dari warganet di media sosial, karena dianggap tabu."Ya, Tuhan. Ada apa dengan dunia ini?" komentar warganet dengan akun Parin Ruansati di Facebook.

"Orang-orang zaman sekarang tampaknya sulit sekali bangga akan warna kulit aslinya," sahut warganet lainnya.

Pada 2017, klinik tersebut juga sempat menimbulkan kontroversi atas jasa terapi '3D Vagina', sebuah prosedur pemindahan lemak tubuh ke alat kelamin wanita, agar organ vital itu lebih terlihat kencang

Tidak ada komentar: